Kini Aku Telah Mengerti

Selalu berembun kacamata ini ketika mendengarkan lagu Ketika kau telah mengertinya Virgoun, bukan hanya berembun namun sampai banjir air mata, bahkan sampai terisak. Karena begitu sayangnya seorang ayah / bapak yang nampak dingin itu nyatanya penuh dengan kehangatan, dan seiring waktu berjalan kasih sayangnya nampak sekali. 




Ah, jadi rindu bapak. 

Maka, liriknya ini saya ubah sesuai isi hati saya. 


Pak, sekarang ketika bapak sudah tak ada lagi disampingku

lagu ini terdengar, kini aku sudah mengerti pak

mengerti kenapa bapak dulu begitu menyebalkan dimataku 


Pak, kini hidup tanpa bapak, dan baru mengerti pak 

bahwa dunia ini tidak seperti apa yang kuharapkan 

Ternyata, bapak dan mamah lah yang akan selalu

menjadi rumah yang selalu menanti aku untuk pulang 


Pak, sekarang aku sudah menjadi orang tua sepertimu 

yang inginkan anakku bahagia dengan hidupnya.

sama seperti keinginan bapak dulu, padaku


Bentakan kecilmu yang dulu patahkan hatiku, kini aku sadari 

ternyata lebih keras dari itu pak dunia menghakimiku 

Kau bentuk diriku menjadi, aku hari ini

tuk lebih kuat, tuk lebih hebat 


Pak, kini sudah tiba waktunya ku harus tentukan jalanku sendiri 

yang memang tidak searah dan seindah apa yang aku harapkan 

dirimu inginkanku untuk tetap selalu menjadi diriku sendiri 

Pak, kini aku sudah jadi orang tua sepertimu

yang inginkan anakku berkuasa atas hidupnya 


Bentakan - bentakan kecilmu dulu 

membentukku untuk menjadi kuat, menjadi hebat dan megah

seperti harapanmu 

 

Bapak adalah jemari 

dan mamah adalah pena nya 

sementara aku adalah puisi terindah yang pernah tercipta

Kini aku rasakan ternyata belaian kasihmu benar - benar lembutkan hatiku


aku harus kuat

aku harus hebat

aku harus megah 

aku harus indah 


Dear bapak, terimakasih atas semua cinta dan kasih sayang. Walau nampak dingin ternyata perhatian bapak selalu menghangatkan jiwaku. 



Ya Allah, jagalah selalu almarhum bapak hamba. Berikanlah ampunanMU dan rahmatMU pada almarhum bapak. 




Aamiin,


Tian lustiana 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Ayah, Bapak

Lebaran Pertama

Tanpamu