Surat Rindu untuk Bapak

Surat Rindu untuk Bapak....

Sudah empat tahun, Pak...
Empat tahun sejak kepergianmu meninggalkan dunia ini. Tapi bagiku, rasanya baru kemarin Bapak masih ada—dengan senyum teduhmu, dengan suaramu yang menenangkan, dengan tatapan penuh kasih yang selalu membuatku merasa aman.

Pak, anak perempuanmu ini sangat rindu.
Rindu yang tak pernah bisa diungkap tuntas oleh kata-kata. Rindu yang diam-diam menyelinap di setiap malam, di sela doa, di antara lelap tidurku.

Kadang Bapak datang dalam mimpiku.
Dan dalam mimpi itu, semuanya terasa nyata. Hangatnya pelukanmu, tawa kecil kita, dan percakapan-percakapan sederhana yang dulu sering kita abaikan. Saat aku terbangun, air mata sudah lebih dulu mengalir... karena aku tahu, itu hanya mimpi. Tapi aku bersyukur, setidaknya lewat mimpi, aku bisa “bertemu” Bapak.


Pak, bagaimana kabarmu di sana?
Betapa aku ingin sekali bercerita banyak hal seperti dulu? Dunia ini kadang melelahkan, dan tidak ada lagi tempat ternyaman selain bayangan pelukmu.

Aku harap Bapak tenang di sisi-Nya. Doa-doa terbaik selalu kupanjatkan.
Meski raga tak lagi bersama, tapi cintaku padamu akan selalu hidup di setiap detak jantungku. Aku bangga jadi anakmu, Pak. Selamanya.

Dengan rindu yang tak bertepi,
Anak perempuanmu yang sangat merindukanmu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paaak, Lama Sekali... Tapi Rindu Ini Akan Selalu Ada

800 Hari Berlalu, Masih Rindu