Lebaran Pertama

Takbiran yang syahdu, mengalun silih berganti 

Sejak awal takbiran sambil hendak berganti adzan subuh, perasaan ini tetap sama

Sedih, dan ada lara yang menyeruak dalam dada, melesak dan makin menyesak. 


Tahun ini

Kali pertama lebaran tanpa kehadiran bapak

Sudah berulang kali ku tepiskan rasa sedih ini

namun tetap saja, air mata tak mampu kutahan lagi 

Rindu yang kian menghujam, sadis sekali. 


Bapak, tahun ini kita tak bersama 

Untaian doa dan istighfar yang selalu kuucapkan untuk melunturkan semua rindu 

Doa anak mu takkan pernah putus dan ikhlas ini yang akan selalu menjadi lentera mu, pak. 


Lebaran tahun ini

Hanya bisa mendatangi  kuburanmu, pak

Menghujani dengan doa

Membersihkan pusara dan menyimpan setangkai bunga, sebagai pemanis rindu bukan sebagai syarat apapun




Pak, mungkin adik - adik lain tidak se melankolis Iyang 

Namun anak - anakmu berbeda dalam merefleksikan kerinduan

Cara kami berbeda pak

Namun kami tetap sayang dan selalu sayang bapak


Bapak,

kita memang sudah terpisah raga, itulah yang nampak

Namun rasa hati tetap sama


Bapak, selamat lebaran 

Semoga kelak kita bisa dipertemukan kembali

Kami, anak - anakmu selalu mencintai dan menyayangimu, pak

Kami akan selalu menghantarkan doa untuk mu, untuk menjadi lentera bapak disana. 




Bandung, 05 Mei 2022 


Anak perempuanmu 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Ayah, Bapak

Tanpamu