Ramadan Tanpa Bapak

 Matahari mulai naik, langit tidak cerah, tidak juga mendung. 

Dibawah langit yang kusam , bersimpuh di samping makam yang ku sematkan beberapa bunga sedap malam. Tidak ku taburi bunga - bunga lagi, hanya sebatang atau dua batang bunga sedap malam yang ku simpan.


Bapak, masih ku ingat jelas. Bapak yang sudah dingin tertidur di ranjang, bisu tanpa kata. Nafas mu tiada lagi, sudah ku letakkan tangan ini ke nadi mu, namun tiada detak disana. Ku pegang pula dahimu, namun suhu nya dingin sekali. Ku cari sisa - sisa denyut, berharap masih ada denyut nadi. Namun semuanya tidak ada, tiada lagi nafas mu, tiada lagi denyut nadimu. 


Masih ingat, ketika ku periksa dada mu. Dada yang tidak lagi bernafas, padahal ku berharap dada itu masih kembang kempis. Ku coba juga meletakkan tanganku di lubang hidung bapak, tetap tidak ada hembusan nafas. Bapak sudah pulang, ke pangkuan Allah yang maha kuasa. 


Aku harus kuat, kataku pada diri sendiri yang sudah gontai. Rasanya lemas sekali. Hingga beberapa orang dari Puskesmas datang dengan APD , memeriksamu dan mereka mengatakan bahwa bapak sudah tiada. 


Inginnya, bapak tetap disini. Dimandikan disini, disemayamkan disini dan berangkat ke makam dari sini, dari rumah kita pak. Namun apa daya, bapak meninggal syahid karena wabah, jadi memerlukan perlakuan khusus. Mungkin ini memang sudah kehendak Allah, kita ikuti saja. 






Sempat hilang harapan, namun ternyata tidak boleh. Anak perempuan mu ini harus tetap hidup dan hidup dengan baik. Anak perempuanmu ini harus bisa tetap membahagiakan mu pak. Anak perempuan ini berjanji untuk selalu memberikan doa dan istighfar untuk mu pak. 


Rindu, rindu sekali pak. 

Hanya doa dan tangisan yang bisa menenangkan rindu ini. Ku harap doa ini sampai padamu pak. Semoga Allah selalu memberikan rahmat NYA untuk bapak. 




Ramadan ini, puasa pertama tanpa bapak. 

Ramadan yang berbeda dari tahun - tahun lalu. Tidak ada lagi video call dari bapak ketika sahur, tiada lagi obrolan seru jelang berbuka puasa. Tiada lagi yang minta dibuatkan teh manis sebelum berbuka. 


Ah, rindu sekali. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Ayah, Bapak

Tanpamu