Tanpamu

Berjalan menyusuri senja yang semakin kelam 

Arah matahari yang semakin pergi, perlahan

Meninggalkan ku seorang diri

Dalam rindu yang semakin tinggi 


Jelang pagi, matahari menyinari dengan cahaya

Memancarkan cerah suryanya

Namun sulit kusapa pagi

Karena sudah meninggi untuk pergi 




Kenapa? 

Keindahan tak bertahan 

Kenapa? 

Sinarmu kembali meredup begitu saja


Yang kurasa hanya gundah

semenjak kepergian bapak

semuanya berubah, takkan lagi sama 

Hanya ada harap yang kadang tak pasti 


Sering kutanyakan pada diri ini 

Sanggupkan aku berjalan meneruskan hidup tanpa bapak? 

Sanggupkah aku? 


Pak,

Aku selalu merindukanmu

disetiap helaan nafas

Hanya doa yang bisa dipanjatkan

untuk bisa ungkapkan rindu 





Bandung, 30 Juli 2021 

Tian Lustiana 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selamat Hari Ayah, Bapak

Ramadan Tanpa Bapak